Mengenal Fase Atau Kala (Urutan) dalam Proses Persalinan
Ada
setidaknya 4 kala dalam persalinan:
Kala I
Kala
atau fase I merupakan kala pembukaan antara pembukaan 0 hingga 10 (atau biasa
kita kenal dengan pembukaan lengkap). Fase ini lama berlangsungnya tidak sama
bagi setiap orang sehingga jangan disamakan. Hanya saja umumnya pada perempuan
yang baru pertama kali mengalami kehamilan (atau stilahnya primigravida) kala I
terjadi selama 12 jam. Sedangkan pada perempuan hamil yang telah hamil lebih
dari satu kali multigravida), kala I berlangsung lebih cepat, kurang lebih
hanya 8 jam.
Ada dua fase dalam kala I
[1] Fase Laten
Dimulai dari sejak awal kontraksi dirasakan dimana
penipisan dan pembukaan serviks mulai terjadi secara bertahap. Masih dihitung
fase laten hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Umumnya berlangsung hampir
8 jam.
[2] Fase Aktif
Dimulai
dari sejak terjadi kontraksi uterus dengan frekuensi dan lama kontraksi yang
terus bertambah secara bertahap. Kontraksi dianggap memadai jika dalam 10 menit
terjadi setidaknya 3X atau lebih dan lamanya kontraksi 40 detik atau lebih.
Kala II
Fase ini dimulai ketika pembukaan sudah
lengkap hingga bayinya lahir. Umumnya berlangsung selama 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida. Adapun tanda gejala pada Kala II
adalah sebagai berikut:
[a] Terasa ingin meneran (menahan nafas dengan tenaga dan menekan, seperti akan mengejan saat hendak BAB. Hal ini
terjadi bersamaan dengan terjadinya kontraksi (atau mulas), yag merupakan
respon dari (tubuh dan bayi). Kita merasakan adanya peningkatan tekanan pada
bagian kemaluan dan/rektum (daerah pinggul). Nakes akan mengecek, biasanya
perineum sudah nampak menonjolkan Vulva vagina dan sfingter ani nampak membuka.
[b] Meningkatnya pengeluaran
lendir bercampur darah.
Kala III
Fase ini merupakan proses yang
terjadi segera setelah bayi lahir hingga plasenta terlahir pula. Berlangsung
kurang lebih 30 menit. Tanda lepasnya plasenta terjadi saat ada perubahan
bentuk dan tinggi uterus, tali pusat memanjang dan ada semburan darah mendadak
dan singkat.
Pada fase ini pihak nakes akan
melakukan manajemen aktif. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan kontraksi yang
lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu berlangsungnya, mencegah
pendarahan dan mengurangi kehilangan darah.
Manfaat manajemen aktif Kala III
adalah mempersingkat proses terjadinya persalinan di Kala III, mengurangi
jumlah kehilangan darah, mengurangi terjadinya retensio plasenta (tidak
lahirnya plasenta dalam 30 menit setelah bayi dilahirkan).
Tiga langkah yang biasanya dilakukan dalam menejemen aktif ini adalah:
[a] Pemberian suntik oksitosin dalam 1
menit pertama setelah bayi terlahir
[b] Penegangan tali pusar secara
terkendali
[c] Masase fundus uteri (semacam
pemijatan pada bagian fundus uteri)
Begitu juga IMD (Inisiasi
Menyusui Dini) dilakukan di Kala ini bertujuan untuk membantu kontraksi
sehingga memudahkan plasenta keluar (lahir) atau oleh beberapa penelitian
disebutkan IMD dapat mempercepat proses Kala III.
Kala IV
Fase ini dimulai sejak plasenta terlahir hingga dua jam setelah kelahiran
(post partum istilahnya). Kala IV dimaksudkan untuk pelaksanaan observasi
karena umumnya pendarahan setelah melahirkan (yang tentu saja bisa membahayakan
jika tidak ditangani dengan baik) paling sering terjadi selama 2 jam pertama
setelah kelahiran. Adapun observasi yang dilakukan oleh pihak nakes meliputi
hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
[a] Kondisi ibu setelah melahirkan apakah dalam keadaan bahagia dan sadar?
Karena tugas beratnya sudah selesai dan bayi lahir dengan selamat.
[b] Memeriksa tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu tubuh.
[c] Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada pendarahan pervaginam
(di area alat produksi) atau dari alat genital lainnya.
[d] Memastikan plasenta dan selaput ketuban sudah terlahir dengan lengkap.
[e] Memastikan kandung kemih harus sudah kosong
[f] Luka-luka pada perineum (jika ada) akan dirawat dan dipastikan tidak
ada hematoma (kumpulan darah tak normal di luar pembulu darah)
[g] Meresum keadan ibu setelah melahirkan dan bayinya secara umum
[h] Bayi yang telah dibersihkan akan diletakkan disamping kita untuk
pemberian ASI
[i] Observasi dilakukan setiap
dua jam sekali, bila kondisi kita membaik selanjutnya akan dipindah ke ruang
rawat inap bersama bayi.
Sumber:
Aprilia, Yesie. Gentle
Birth Balance: Persalinan Holistik Mind. Qanita Mizan. 2014
Tidak ada komentar untuk "Mengenal Fase Atau Kala (Urutan) dalam Proses Persalinan"
Posting Komentar