Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal
Materi #6: Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal [Kelas Martikulasi IIP Batch 5]
Disclaimer : materi yang saya tulis ini bukan milik saya. All credits dari Tim Martikulasi IIP. Saya tuliskan kembali dengan tujuan sebagai catatan pribadi dan berbagi manfaat
Ibu Manajer Keluarga Handal
Motivasi Bekerja Ibu
Ibu rumah
tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah
domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah
publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu
bekerja yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah
tersebut, baik domestik maupun publik. Apapun ranah bekerja yang ibu pilih,
memerlukan satu syarat yang sama, yaitu kita harus “SELESAI” dengan
management rumah tangga kita.
Kita harus merasakan rumah kita itu lebih
nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu
yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan
di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan
menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah
domestik.
Mari kita
tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja?
[1] Apakah
masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?
[2] Apakah
didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga
lain?
[3] Apakah
karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai
Khalifah?
Dasar motivasi
tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga
dan pekerjaan kita,
[1] Kalau anda
masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang
tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari
kenyataan.
[2] Kalau anda
didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat
keluarga lain sukses.
[3] Kalau anda
bekerja karena “PANGGILAN HATI”, maka yang terjadi anda sangat bergairah
menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu
tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.
Ibu Manajer Keluarga
Peran Ibu
sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita,
Saya Manager Keluarga
kemudian
bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
[1] Hargai
diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic)
saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
[2] Rencanakan
segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik,
patuhi
[3] Buatlah
skala prioritas
[4] Bangun
Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
Menangani Kompleksitas Tantangan
Semua ibu,
pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat
kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu:
[1] PUT
FIRST THINGS FIRST. Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau
buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. – Buatlah perencanaan
sesuai skala prioritas anda hari ini – aktifkan fitur gadget anda sebagai
organizer dan reminder kegiatan kita.
[2] ONE
BITE AT A TIME. Apakah itu one bite at a time? Lakukan setahap demi setahap
(Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan).
[3] DELEGATING.
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih
besar atau ke asisten rumah tangga kita.
Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan
begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih,
dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda.
Latih – Percayakan – Kerjakan – Ditingkatkan –
Latih lagi – Percayakan lagi – Ditingkatkan lagi, begitu seterusnya
Karena pendidikan anak adalah dasar utama
aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi
pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke
orang lain adalah pilihan paling akhir.
Perkembangan Peran
Kadang ada
pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang
seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan.
Tetapi mengapa tidak?
Karena selama ini kita masih SEKEDAR MENJADI IBU.
Ada beberapa
hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak
sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
[1] Mungkin
saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat
pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya
masih panjang.
[2] Maka
tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi
“manajer keuangan keluarga.
[3] Mungkin kita
adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan
masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya
masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur. Mari kita
cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
[4] Saat
anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak
sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak,
karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu
–ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari
ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer
pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka
bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
Cari peran apalagi, tingkatkan lagi dan
seterusnya,
Jangan sampai kita terbelenggu dengan
rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai
lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan
pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.
Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada
perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan
tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata: BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional
Penyusun:
Tim Matrikulasi Ibu Profesional
Tujuan:
Disampaikan di Kelas Martikulasi Institut Ibu Profesional Pekan Pertama
Referensi:
Institut Ibu
Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015
Hasil diskusi
Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #3, 2017
Irawati
Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom’s Story: Zainab
Yusuf As’ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky
Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar,
Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009
Tidak ada komentar untuk "Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal"
Posting Komentar