Membangun Peradaban dari dalam Rumah
Materi #3: Membangun Peradaban dari Dalam Rumah [Kelas Martikulasi IIP Batch 5]
Disclaimer : materi yang saya tulis ini bukan milik saya. All credits dari Tim Martikulasi IIP. Saya tuliskan kembali dengan tujuan sebagai catatan pribadi dan berbagi manfaat.
“Rumah
adalah taman dan gerbang peradaban
yang mengantarkan anggota keluarganya menuju
peran peradabannya”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah
bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai
pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai
orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya
kita jalankan dengan sungguh-sungguh.Maka tugas utama kita sebagai pembangun
peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan
mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di
muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “misi spesifiknya”, tugas kita memahami
kehendakNya. Kemudian ketika kita
dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak
hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk
menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan
melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “peran
spesifik keluarga” kita di muka bumi ini. Hal ini yang kadang kita lupakan,
meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?
PRA NIKAH
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar
mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan
tahapan-tahapan ini:
a [1] Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b [2] Adakah yang membuat anda bahagia?
[3] Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d [4] Apabila
ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali
mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah
terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan, dan tanyakan ke
calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
ORANG
YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA
MENDIDIK ANAKNYA KELAK
NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, temukan potensi unik kita dan
suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh
cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita
miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh
dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah
terhadap diri kita di muka bumi ini?
Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa.
Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat
yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima
amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita,
sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?
Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa
kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat
ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita
didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab
akan membuat anda dan suami memiliki “misi pernikahan” sehingga membuat kita
layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.
ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada
pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a [1] Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak
menyisakan luka?
b [2] Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c [3] Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda
mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan
anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan
baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry
dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
It Takes a Village to
Raise a Child
(Perlu orang satu kampung untuk mendidik
satu orang anak).
Berawal
dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan
makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa
senantiasa berjalan di jalanNya. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya,
peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita
yang terus menerus mengejar uang dan peluang.
Selanjutnya kita akan makin paham
program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak
kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan
lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya
dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang
dikorbankan. Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.
Penyusun :
Tim Matrikulasi Ibu Profesional
Tujuan :
Disampaikan di Kelas Martikulasi Institut Ibu Profesional Pekan Pertama
Referensi :
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun
Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober
2016
Tidak ada komentar untuk "Membangun Peradaban dari dalam Rumah"
Posting Komentar