Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7 Tahun
Disclaimer : materi yang saya tulis ini bukan milik saya. All credits dari Tim Pengurus HEbAT Pusat. Saya tuliskan kembali dengan tujuan sebagai catatan pribadi dan berbagi manfaat.
Ayah
bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah,
rileks, tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.
Salam
takzim untuk Ayah Bunda semua. Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah
pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak-anak kita menjaga
fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran-peran sesuai
fitrah yang Allah kehendaki. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan
akhlak. Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yang
berubah dari ciptaan Allah SWT.
Fitrah
itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah
bakat dan fitrah perkembangan. Topik kali ini adalah
pendidikan untuk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah-fitrah yang ada
juga harus melihat fitrah perkembangan.
Tiap
tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik
yang khusus. Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat
taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam,
dia mesti memperlakukan tiap anak-anaknya bagai bunga-bunga di taman, yang
masing-masing memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing-masing. Maka
cara memperlakukan setiap bunga adalah dengan kekhasan yang tidak bisa seragam.
Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tidak boleh bernafsu menggegas
dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yang tidak
relevan dengan tanamannya. Petani sejati tidak boleh sembarang memakai bahan
kimia yang menggegas pertumbuhan tanaman, yang malah merusak tanaman itu
sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah SWT terhadap segala sesuatu
yang ada pada tanamannya dan yang ada di sekitarnya.
Dasar
panduan kita adalah jelas, bahwa tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas
kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi
menemaninya. Imaji-imaji positif yang baik akan melahirkan persepsi positif,
dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yang baik ketika mereka dewasa
kelak. Imaji-imaji negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi
akan melahirkan pensikapan yang buruk ketika mereka dewasa kelak. Seorang
pendidik yang arif mengatakan bahwa kesan baik sehari saja ketika anak-anak,
akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah
keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola-pola seperti ini. Silahkan
berkreasi.
Fitrah
belajar juga demikian. Setiap anak yang lahir adalah pembelajar yang tangguh,
para ilmuwan menyebut bayi yang lahir adalah scientist. Itu krn Allah
telah mengkaruniai fitrah belajar ini pada setiap anak. Tidak ada bayi yang
memutuskan untuk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan
jatuh berkali-kali.
Fitrah
keimanan pada usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji-imaji positif,
inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yang sempurna, banyak
bermain di alam terbuka. Rasulullah SAW ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit,
menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yang murni, mengenal
akhlak-akhlak dan tradisi-tradisi baik warga desa. Bagi anak-anak imaji-imaji
positif penting, karenanya kita perlu melarang perbuatan keras yang merusak
imaji-imaji ini. Rasulullah SAW membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda-kudaan
ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar
dstnya. Ini semata-semata untuk melahirkan imaji-imaji positif, atau
kesan-kesan baik tentang Allah, tentang ibadah, tentang dirinya, tentang
orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka
mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), tentang alam, dan tentang
masyarkatnya. Tugas kita, para orang tua sekali lagi, hanyalah menemani
mereka, memberi semangat, menunjukkan hal-hal yang baik, memfasilitasi, lalu rileks
dan konsisten, tenang, istiqomah, shabar dan syukur.
Bunda
Septi memberi tips untuk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan
istilah intelectual curiosity, dsbnya. Penelitian-penelitian modern
menjelaskan bahwa anak-anak akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi
“jalan” saja, tidak perlu dijejalkan, tidak perlu banyak formalitas yang bahkan
mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting
yg bilang bahwa anak-anak kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.
Oleh:
Ust. Harry Santosa
Tidak ada komentar untuk "Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7 Tahun"
Posting Komentar