Fitrah Orangtua (Keayah bundaan)
Disclaimer : materi yang saya tulis ini bukan milik saya. All credits dari Tim Pengurus HEbAT Pusat. Saya tuliskan kembali dengan tujuan sebagai catatan pribadi dan berbagi manfaat.
“Tetap optimis, karena Allah telah menginstall
parenting pada tiap fitrah ayahbunda.”
Bahkan
pada tiap ayah bunda, parenting yang diinstall pun berbeda-beda. Begitulah
hebatnya ilmu Allah. Selain belajar tentang fitrah anak, mari belajar fitrah
ayah bunda. Karena yang paling ahli mendidik anak bukanlah saya, tapi ayah bunda
mereka.
Fitrah
ayah dan fitrah bunda adalah karakter-karakter yang Allah lekatkan pada mereka,
yang mempengaruhi perilaku dan pola asuh mereka terhadap anak-anak mereka.
Fitrah ayah bunda itu minimal
ada tiga :
Pertama, fitrah sebagai manusia biasa yang
punya kebutuhan, kelebihan, kelemahan, kegembiraan, keletihan, emosi dan
sebagainya. Jadi, dalam pendidikan anak perlu disadari bahwa: ayah bunda juga
manusia, bukan robot parenting.
Kedua, fitrah sebagai laki-laki dan
perempuan, yang wujud dalam maskulinitas dan femininitas. Sehingga, dalam
pengasuhan dan pendidikannya ayah dan bunda harus berbasis pada karakternya
sebagai laki-laki dan perempuan.
Ketiga, fitrah sebagai orangtua bagi
anak-anaknya, yang memiliki hak, kewenangan dan kewajiban atas anak-anak.
Mereka bukan hanya pengasuh dan pelayan, tapi juga pemimpin dan pengelola.
Jangan sampai teori parenting yang kita pelajari melumpuhkan naluri, intuisi
dan firasat parenting kita.
“Minta fatwalah pada hatimu, karena kebajikan
adalah
apa-apa yang menenteramkan hati”
(Al Hadits)
Mereka-mereka yang terbiasa dengan
amalan nafilah (sunnah), maka Allah akan menjadi mata, telinga, tangan dan
kaki, yang dengannya dia melihat, mendengar, bekerja dan berjalan (dari Hadits
Qudsi). Belakangan kita agak mengabaikan dan kurang mempertajam firasat.
Padahal
Rasulullah SAW bersabda:
“Hati-hatilah dengan firasat mu’min.
Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah”
Parenting
yang baik adalah parenting yang mampu meningkatkan kepercayaan diri para
Ayah bunda untuk mendidik anak-anaknya sendiri berdasarkan fitrah pendidikan.
Parenting
yang buruk adalah parenting yang membuat Ayah bunda tergantung kepada para mentor
parenting dalam mendidik anak-anaknya.
Jika
ditanyakan kepada saya “apa modal yang terbaik dalam parenting?”, maka saya
akan mengatakan modal terbaik dalam parenting adalah cinta dan ketulusan.
Sebagai
Ayah bunda dengan segala kelemahannya, maka kita pasti akan melakukan sejumlah
kesalahan dalam mendidik anak-anak kita. Namun, cinta dan ketulusan akan
mengkoreksi segala kelemahan dan kesalahan tersebut. Sungguh, andai kita hanya
mengandalkan kemampuan kita saja dalam mendidik anak-anak kita, tentulah
anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang kacau dan durhaka.
Namun,
Allah tak pernah tidur mengintervensi dan memperbiki segala kelemahan dan
kesalahan kita dalam mendidik anak-anak kita. Maka setiap malam sebelum tidur
bermohonlah kepada Allah agar Ia mendidik anak-anak kita, serta mengkoreksi
segala kesalahan dan kelemahan kita. Bashirah dalam hal apapun lahir dari
totalitas, dedikasi dan kepedulian yang tinggi terhadap segala hal yang akan
kita tangani. Allah telah berjanji bahwa orang-orang yang total dan
dedikatif dalam menangani segala hal, maka Allah akan menunjukkan banyak jalan
baginya.
Dan
mereka yang telah menjual dirinya kepada Allah, diantaranya melalui
pendidikan bagi anak-anaknya, maka Allah akan menjadi penyantun baginya.
Sahabat,
Tentang cara mempertajam bashirah saya sudah menyampaikannya di atas, Salah satu indikatornya adalah jika hati
kita tenteram untuk melaksanakan sesuatu terhadap anak-anak kita, walaupun itu
bertentangan dengan sejumlah teori parenting, maka sesungguhnya ketentraman
hati itu adalah pertanda dari bashirah Islamiyah.
Bashirah
Islamiyah itu bukan hanya menjadi hak prerogatif dari orang-orang yang memiliki
tingkat keimanan tertentu saja, karena sesungguhnya Allah tidak pernah kikir
memberikan ilham-ilhamNya kepada siapa saja. Bahkan ilham dari Allah Ia
berikan terhadap orang kafir sekalipun. Makanya tak mengherankan jika kreasi
iptek banyak Allah ilhamkan kepada orang-orang kafir.
Jadi
jangan pernah merasa tak cukup bertaqwa untuk bertanya pada hati. Allah tidak
seselektif yang kita bayangkan. Kasih-sayangNya jauh melampaui angan-angan
paling optimis kita.
Sahabat,
Jauhi hal-hal yang meragukan, lakukan hal-hal yang hati kita yakin Yakin
itu bermula dari ilmu yang melahirkan pemahaman. Jika sebuah ilmu justru
melahirkan keraguan dan ketidakpercayaan diri, maka ilmu itu harus
dijauhi. Ragu dan waswas itu datang dari syaithan. Obatnya adalah ilmu dan
ta’awudz.
Oleh : Ust. Adriano Rusfi, Psi
Disusun
oleh: Tim Pengurus Pusat HEbAT
Tidak ada komentar untuk "Fitrah Orangtua (Keayah bundaan)"
Posting Komentar